Atika Uzlifatul Jannah M.S., siswi kelas 8-I SMPN 2 Jombang, merasa bangga setelah meraih Juara 1 Karate Putri pada ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tingkat Provinsi Jawa Timur 2025. Dengan medali di leher dan piagam penghargaan di tangan, Atika menunjukkan senyum kemenangan hasil kerja keras dan latihan disiplin yang dijalaninya setiap hari.
Jombang — Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh salah satu siswa SMP Negeri 2 Jombang. Atika Uzlifatul Jannah M.S, siswi kelas 8-I yang aktif dalam ekstrakurikuler karate, berhasil meraih Juara 1 O2SN Karate Tingkat Kabupaten dan Juara 1 Tingkat Provinsi Jawa Timur. Melaju hingga tingkat nasional, Atika menunjukkan perjuangan terbaik meski belum berhasil meraih podium.
Atika mulai mengenal karate sejak kelas 3 SD dan kini aktif berlatih di sekolah serta di Dojo Mahameru JKC dan AKS. Ketekunannya berlatih setiap hari membuatnya terpilih dalam seleksi tingkat sekolah dan terus melaju ke ajang yang lebih tinggi.

Seleksi tingkat kabupaten dilakukan pada bulan Mei di Dojo Mahameru. Atika berhasil menjadi juara pertama dan maju ke tingkat provinsi pada bulan Juli. Di tingkat provinsi, ia kembali menunjukkan performa terbaik dan meraih posisi pertama. Perjuangannya berlanjut hingga tingkat nasional yang digelar pada November. Meski belum berhasil meraih medali, Atika tetap bersyukur dapat mencapai tahap tersebut.
“Menuju babak final tidak mudah. Saya harus mengalahkan banyak lawan dan berjuang sekuat tenaga. Berkat doa orang tua, guru, dan para sinse, saya bisa mencapai babak akhir,” ujar Atika.
Menurutnya, proses seleksi di sekolah juga cukup ketat. Ia harus menghadapi teman-temannya sendiri yang memiliki kemampuan sama baiknya. Selain itu, selama persiapan lomba, Atika dibantu oleh orang tua, pelatih, guru, hingga rekan-rekan atlet lainnya. Ia menjalani jadwal yang padat: pagi berangkat sekolah, sore latihan, dan malam mengikuti les.
Kesulitan terbesar selama bertanding adalah menghadapi lawan yang seimbang. “Saat standing rasanya deg-degan, tapi saya tetap optimis,” kenangnya. Bahkan, ada kejadian kecil yang hampir membuatnya kehilangan fokus, seperti salah memainkan gerakan kata atau tersandung matras. Namun hal itu tidak membuatnya menyerah.
Saat diumumkan menjadi juara, Atika mengaku sangat terharu. “Saya tidak menyangka bisa sampai titik ini. Semua berkat doa orang tua, sinse, pelatih, guru-guru, dan teman-teman,” ungkapnya.
Pelatih dan guru pembimbing juga memberikan pesan penting setelah kemenangan tersebut. Mereka mengingatkan Atika untuk tidak sombong saat menang dan tidak berkecil hati jika suatu saat kalah. “Terus berlatih, tambah porsi latihan, jadikan semua pengalaman sebagai pelajaran menuju masa depan,” pesan para pembimbingnya.

Atika memiliki harapan besar dari perjalanan karatenya. Ia ingin menguasai olahraga karate hingga tingkat dunia. “Target saya menjadi atlet nasional, bahkan internasional,” tuturnya penuh semangat. Ia juga berpesan kepada teman-teman karate lainnya agar tidak menyerah dan terus berlatih.
Selain itu, Atika berharap pihak sekolah semakin memperhatikan siswa berprestasi. “Siswa berprestasi adalah aset sekolah. Semoga guru-guru selalu mendukung agar semakin banyak prestasi yang lahir setiap tahun,” pungkasnya.
Di akhir wawancara, Atika menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya. “Terima kasih kepada kedua orang tua yang menjadi support system utama, kepada para sinse, pelatih, ibu kepala sekolah, bapak-ibu guru, dan teman-teman. Tanpa doa dan dukungan mereka, saya tidak bisa seperti ini.”
Ia menutup dengan satu kalimat motivatif yang menjadi pegangannya selama ini:
“Raih prestasi tanpa henti. Berlatih lebih giat lagi. Bersaing di level tertinggi bukan soal kemenangan. Ini tentang persiapan, keberanian, pemahaman, dan pemeliharaan terhadap diri serta hati. Menang adalah hasilnya.”
Etik Nuroidah, S.Pd. selaku kepala SMP Negeri 2 Jombang mengaku sangat bangga atas prestasi yang diraih Atika, dan selalu memberi dukungan kepada semua siswa untuk meraih prestasi setinggi-tingginya dengan tetap mengedepankan karater mulia, baik di bidang akademik maupun non akademik. Ia berharap agar prestasi ini bisa memotivasi siswa yang lain untuk mau dan mampu berkompetisi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai integritas, prestasi adalah bonus tetapi penguatan karakter itu harus.
